Demonology Part 2

Kelahiran Setan / Terciptanya Setan

Kapankah Setan "tercipta"? dan dari manakah makhluk supranatural itu berasal? merupakan pertanyaan manusia di segala zaman. Pertanyaan ini muncul karena pengalaman manusia bersama kekuatan kosmis ini belum dapat terjawab secara tuntas. Dalam segala zaman manusia berusaha menjawabnya. Dalam paham Kristiani dan tradisi Yudaisme, kelahiran Setan dikaitkan dengan asal-usul para malaikat yang tidak setia pada Allah. Dalam konteks hidup para malaikat itulah persoalan mengenai "kelahiran" Setan dapat dipahami.

Terhadap pertanyaan "Siapa yang menciptakan Setan?". Ada yang berpendapat, karena Allah adalah Sang Pencipta, maka Dia menciptakan.
Selanjutnya, saya akan berikan pertanyaan lain yang nadanya tidak jauh berbeda dengan pertanyaan diatas. Yaitu "Dari manakah asal dosa?"
Jawaban ini setidak-tidaknya dapat dihubungkan dengan pertanyaan di bawah ini.

[1] Dari Allah
[2] Dari Iblis
[3] Dari manusia

Pemberontakan kepada Allah adalah dosa. Kejatuhan iblis dan kejatuhan menusia dimulai dari keinginan menjadi seperti Allah (lihat Kejadian 3:5). Dan "dosa" ini bukan merupakan partikel yang "diciptakan", melainkan sesuatu yang timbul akibat pemberontakan dan free-will dengan makhluk yang diciptakan.


Setiap agama dan kepercayaan (termasuk ateisme!) mempunyai jawabannya tersendiri terhadap masalah kejahatan. Kita ambil tiga golongan mayor, ateisme , pantheisme, dan theisme. Atheisme mengakui adanya kejahatan tapi menolak adanya Tuhan. Pantheisme mengakui adanya Tuhan tapi menolak adanya kejahatan. Sedangkan Theisme mengakui keduanya, adanya Tuhan dan kejahatan. isinilah munculnya problem bagi para theists, bagaimana mungkin adanya suatu mahkluk yang sepenuhnya baik dan menciptakan segala sesuatu bisa compatible dengan kejahatan?

Apa jawaban Anda saat seseorang bertanya kepada Anda mengenai siapa yang melahirkan perampok, penjahat, pembunuh dan yang sejenisnya? Apa jawaban spontan yang Anda berikan? Bila Anda menjawab "Ibu!", apa sebenarnya yang dilahirkan oleh seorang ibu? Bayi atau penjahat? Dalam konteks inilah seorang ibu sering dipersalahkan dan sering menjadi kambing hitam dari kelakuan anaknya. Padahal, ibu pertama kali melahirkan seorang bayi mungil yang bersih hatinya dan membuat banyak pihak merasa gembira. Tidak ada seorang ibu pun yang berharap anaknya akan menjadi perampok atau pembunuh. Bayi, suka cita, harapan akan kebaikan menjadi suasana awali yang memungkinkan seorang wanita menjadi "ibu", sedangkan perampok, pembunuh dan sejenisnya terbentuk dalam tanggung jawab orang yang bersangkutan dan terbangun dalam suasana kejahatan yang mengitarinya.

 Dalam sejarah penciptaan, Allah pun membuat segalanya baik adanya dan "Allah melihat bahwa semuanya itu baik" (Kejadian 1: 10,12,18,2 1,25). Begitu pula Allah menciptakan malaikat-malaikat-Nya baik adanya. Jumlah mereka amat banyak, seperti disebut "seribu kali seribu melayani Dia dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya" (Daniel 7: 10). Dalam diri malaikat ada hakikat surgawi yang memungkinkan mereka mampu hidup dalam kesatuan dengan Allah. Para malaikat itu sungguh-sungguh diciptakan tanpa dosa walaupun tidak berarti tidak bercela.

 Kejatuhan Malaikat

Sekalipun malaikat digambarkan sebagai mahluk suci yang penuh keindahan dan menjadi pelayan Allah yang setia, Alkitab juga bercerita mengenai kejatuhan malaekat terutama kejatuhan malaikat menjadi Iblis. Rasul Petrus menyebutkan bahwa Tuhan murka atas malaekat yang jatuh (2 Petrus2:4). Dalam Yudas 1:6 juga diceritakan mengenai malaikat-malaikat yang meninggalkan surga dan jatuh ke dalam kegelapan.


* 1 Petrus 2:4
Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;

* Yudas 1:6
Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,

 Alkitab berbicara tentang malaikat yang baik dan yang jahat, sekalipun ditekankan bahwa pada mulanya semua malaikat diciptakan baik dan kudus. Karena mereka diciptakan dengan memiliki kebebasan untuk memilih, banyak malaikat ikut dalam pemberontakan Iblis dan meninggalkan kedudukan mereka semula selaku hamba-hamba Allah, sehingga dengan demikian kehilangan peranan surgawi mereka. Pastilah, setan-setan dalam Perjanjian Baru adalah para malaikat yang terjatuh ini.

Alkitab berbicara tentang rombongan malaikat baik yang sangat banyak, sekalipun hanya nama dua "nama" malaikat yang lazim dikenal: Mikhael dan Gabriel. Rupanya malaikat terbagi menurut tingkat yang berbeda: Mikhael disebut penghulu malaikat (maksudnya: "malaikat yang memimpin") ; kemudian ada serafim, kerub, para malaikat dengan wibawa dan kuasa, dan sejumlah besar malaikat yang merupakan roh-roh yang melayani. Sebagai makhluk-makhluk rohani, malaikat yang baik memuliakan Allah, melaksanakan kehendak-Nya, melihat wajah-Nya, takluk kepada Kristus, lebih unggul daripada manusia, dan tinggal di surga. Para malaikat melaksanakan banyak kegiatan di bumi atas perintah Allah. Mereka memainkan peranan khusus dalam menyatakan hukum Allah kepada Musa. Tugas mereka terutama berkaitan dengan peranan mereka dalam misi Kristus untuk menyelamatkan manusia. Mereka bersukacita apabila satu orang berdosa bertobat, melayani kepentingan umat Allah, mengamati kehidupan jemaat Kristen, membawa berita dari Allah, mengantarkan jawaban atas doa, kadang-kadang membantu penafsiran mimpi dan penglihatan yang bersifat nubuat, memberikan kekuatan kepada umat Allah di tengah-tengah pencobaan, melindungi orang kudus yang takut akan Allah dan membenci kejahatan, menghukum orang yang menjadi musuh Allah, berperang melawan kuasa setan-setan, dan membawa orang yang selamat ke surga. Apa yang dikerjakan oleh malaikat-malaikat yang baik ini berlawanan dengan malaikat yang jatuh (Iblis)

Mengenai saat kejatuhan malaikat, Alkitab tidak memberi petunjuk, mungkin terjadi antara ayat Kejadian 1:1-2, namun tidak jelas dikatakan. Yang jelas, Iblis sudah digambarkan keberadaannya dalam Kejadian pasal 3 ketika ia mulai mencobai Adam dan Hawa. Ada tafsir yang menyebutkan bahwa kejatuhannya digambarkan sebagai kejatuhan raja Tirus dalam Yehezkiel 28:12-19 (bandingkan dengan "Heilel ben Shakar" Bintang Timur Putra Fajar dalam Yesaya14:12-14). Setan semula berada dalam kebenaran lalu jatuh (Yohanes 8:44). Kejatuhannya (Lukas10:18 ) kelihatannya bersamaan dengan kajatuhan malaekat (2 Petrus 2:4; Yudas 1:6).

Penyebab kejatuhan Iblis terutama adalah kesombongan (1 Timotius 3:6; Yehezkiel 28:15,17), kesombongan untuk naik tahta bersama malaekat-malaekat yang jatuh (Matius 25:41), dari kedudukannya semula sebagai malaekat terang (2 Korintus11:14).

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.